SAROLANGUN – Miris nasib yang dialami oleh Ardi, (50 tahun) warga Dusun Sei Keladi Desa Batu Empang Kecamatan Batang Asai kabupaten Sarolangun. Pasalnya kepulangannya dari rumah sakit Mattaher Jambi karena sakit yang sudah komplikasi, harus dibawa dengan tandu oleh keluarganya karena kondisi jalan rusak sehingga tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.
Hal ini disampaikan, Ardiansyah, tokoh masyarakat Dusun Sei Keladi, Desa Batu Empang, Batang Asai Sarolangun. Diceritakannya, Ardi sudah 1 bulan dirawat di rumah sakit Raden Mattaher Jambi, karena kondisinya tak kunjung membaik, akhirnya dia minta pulang ke kampungya Dusun Sei keladi.
“Dia minta pulang dari RSU Raden Mattaher karena tidak betah dan bosan karena sudah 1 bulan di rumah sakit. Menurut diagnosa dokter Ardi sakitnya sudah komplikasi, awalnya terkena kanker setelah dioperasi timbul penyakit baru lagi liver,” ujarnya.
Singkat cerita, keluarganya pun memutuskan untuk membawa Ardi pulang ke Dusun Sei Keladi. Sayangnya dalam perjalanan pulang menuju kediamannya, Ardi harus dibawa dengan tandu menggunakan kain dengan sebatang pohon bambu, sejauh 4 KM.
“Jarak tempuh yang dilewati sejauh 4 kilometer dari Dusun Sungai Bulat Desa Tambak Ratu menuju Dusun Sei keladi, kediaman Ardi,” tambahnya.
Ditambahnya, jalan yang dilewati memang kondisinya sangat memprihatinkan. Selain jalan sempit dan dikelilingi hutan, yang lebih memprihatinkan kondisi jalan pun berlubang, sehingga tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan roda empat.
“Secara bergantian warga dan keluarga Ardi, menggotong dengan menggunakan tandu, agar Ardi bisa cepat sampai di rumahnya dengan selamat,” katanya.
Saat ditanya, apa harapannya kepada pemerintah. Dirinya selaku masyarakat Dusun Sei Keladi Desa Batu Empang, minta kepada pemerintah agar dapat membangun akses jalan ini. Sehingga bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Memang jalan sudah ado tapi hancur karena longsor. hingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat bahkan roda dua,” keluhnya.
Insfraktruktur jalan ini sangat dibutuhkan sekali oleh masyarakat Sei keladi Desa Batu Empang, tambahnya, jika jalan masih rusak dan hancur seperti sekarang ini masyarakat yang harus menjadi korban.
“Selain sulit membawa warganya yang sakit dan juga untuk sektor ekonomi juga sulit karena warga susah membawa hasil panen kopi untuk dijual ke luar desa,” tambahnya lagi.
Untuk diketahui kopi Bukit Tempurung ciri khas Sarolangun itu juga berasal dari Dusun Sei Keladi Desa Batu Empang. Kecamatan Batang asai. Jadi kalau jalan masih hancur dan belum diperbaiki oleh pemerintah warga sulit untuk sejahtera.
“Kami sulit nian mau jual kopi keluar bang, rato-rato warga Sei Keladi bercocok tanam penghasil kopi dan kopi Bukit Tempurung yang bawa namo Kabupaten Sarolangun itulah kopi yang berasal dari dusun kami,” pungkasnya. (pur)